Info Terkini

UKM Perfilman

       Novia Fitri Astuti à UKM Film Stikes Ngesti Waluyo telah memproduksi film, yang tayang pada tanggal 22 November 2021. Unit Kegiatan Mahasiswa bidang perfilman merupakan wadah sebagai ajang mengasah kemampuan mahasiswa dalam praktik produksi film.

    UKM Perfilman memproduksi dua film yang berjudul  “Corona” Dan “Trisa” . Film yang berjudul “Corona” menceritakan tentang Cerito Roro, Nata dan Ara dalam meraih mimpi. Film ini diperankan oleh Eprilia Wahyu Agatha, Zalza Mauldi JS, Yuliani Pramesti, Nagastra Chandra Wijaya, Aini Yusmi Oktaviana, Stevanus Yudha Pamungkas. Tak hanya itu, film berjudul “Trisa” yang menceritakan tiga sahabat tidak kalah menarik. Film ini diperankan oleh Serlina, Josephine,  Aini, Yuliani, Syifaudin, Zalza, Haris, Rizky Agil, Naga dan Aji. UKM Perfilman Stikes Ngesti Waluyo disutradarai oleh Muhamad Bilal, kameramen Rizky Agil Pratama, editing Dina Aprilia Sari dan Rizky Agil Pratama.

        Menurut statement sutradara, ia mencoba menggambarkan pentingnya pendidikan bagi remaja masa kini, walaupan dari kalangan anak kurang mampu tetapi tetap bersemangat dalam meraih mimpi. Perjalan ke sekolah yang ditempuh dengan berjalan menyebrangi sungai. “Menggunakan garis cerita sederhana, saya ingin melukiskan secara rincu perasaan seseorang yang menjalani pengalaman tertentu : semangat, perjuangan untuk mengapai mimpi tidak mudah seperti membalikkan tangan, rasa senang dalam bergaul yang positif, dan karena kalangan muda pasti suka berdebat jadi ingin meluapkan rasa emosi penyesalan dan rasa tanggungjawab yang tinggi sebagai seorang pelajar” ungkap M. Bilal. Pada dasarnya menceritakan perjuangan dalam menggapai pendidikan yang penuh kisah pilu serta rasa saling memberi semangat satu sama lain.

Konsep Film Tiga tokoh yang diperankan di  “Roro Nata dan Ana” menggambarkan  persahabatan yang sudah 3 tahun merasakan susah senang bersama. Semua anak pemain bukanlah pemain professional melainkan dari kalangan mahasiswa keperawatan. Dalam sesi wawancara sutradara dari film tersebut mengatakan “Berhubung ceritanya mengenai pendidikan maka kami menceritakan flashback ke zaman waktu SMA dimana keterbatasan tak menyurutkan semangat untuk menggapai mimpi. Kemudian kami kemas dengan keadaan remaja zaman sekarang yang senang akan hal cinta dan kasih sayang”.

Film tersebut menceritakan tokoh Roro yang bertemu seorang remaja bernama Nathan yang suka membolos hingga akhirnya si Nathan berubah menjadi anak rajin karena Roro. Roro menyembunyikan penyakit yang diderita terhadap sahabatnya karena tidak ingin melukai hati dan perasaan teman-teman yang sedang berjuang meraih mimpi di sekolahnya. Namun pada akhirnya Roro meninggal dunia. Terkadang pertemuan membuat seseorang sadar bahwa kehidupan tak semanis gula dan tak sepahit kopi. Semua sudah ada waktu dan masanya untuk bertemu dan berpisah. Jadi tetap semangat menjalankan kehidupan dan  lakukan yang terbaik sesuai kemampuan.

Artikel Terkait