Info STIKES
Selasa, 16 Apr 2024
  • STIKES NGESTI WALUYO DENGAN PRODI S-1 ADMINISTRASI KESEHATAN & PRODI d III KEPERAWATAN

SAVE THE WOMEN AND CHILDREN

Diterbitkan : - Kategori : S1 adminkes

C Ermayani Putriyanti.A.M.Kes –> S1 Administrasi Kesehatan

Talkshow di Temanggung TV, dalam acara “KELUARGA SEHAT” dengan nara sumber dosen Prodi S1 Administrask Kesehatan STIKES Ngesti Waluyo, dengan tema ” Save The Women and Children” .

Pandemi Covid-19 belum berakhir ditambah dengan krisis konflik perang dan ilkim, namun isu yang tidak kalah pentingnya yang merupakan isu seluruh dunia saat ini yaitu terkait anak dan wanita.  Dalam (Group of Twenty) G20, menyerukan agar masalah anak merupakan masalah urgensi yang harus segera diselesaikan sehingga ada istilah “ Save the Children”,

Banyak anak-anak terekspos dengan informasi-informasi  yang tidak ramah buat perkembangan anak di era digital,  pemberian vaksin belum optimal selain vaksin Covid-19 seperti Vaksin Human Papillomavirus (HPV) pada anak-anak mencegah kanker servik, vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan dan rubella, dan vaksin Pneumokokus untuk melindungi anak-anak dari infeksi atau peradangan paru-paru.  Berdasarkan laporan UNICEF akibat krisis iklim dan ketahanan anak, Indonesia masuk dalam peringkat 50 negara teratas di dunia dengan anak-anak yang paling beresiko terpapar dampak dari perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Isu terakhir yang perlu segera disikapi meliputi: kekerasan berbasis gender dengan meningkatnya pernikahan dini,  dengan keseteraan gender dan perlunya perlindungan sosial yang adaptif.

Bagaimana situasi saat ini di Kabupaten Temanggung terkait isu anak dan perempuan. Data dari Kemenag Tahun 2021, dilaporkan ada 499  pernikahan dini di Temanggung, ada sekitar 1419  perceraian di Kabupaten Temanggung. Data dari pusat statistik Kabupaten Temanggung Tahun 2021 dilaporkan penyebab perceraian di Temanggung karean faktor ekonomi dan tidak ada tanggung jawab. Hal ini menjadi salah satu penyebab stunting di Kabupaten Temanggung. Dilaporkan angka stunting di Temanggung pada tahun 2021 sebanyak 20,5% memang mengalami penurunan di bandingkan tahun 2020 yang sempat 30%. Selain itu angka anak putus sekolah di Temanggung tinggi di angka 2.442 pada tahun 2021 berdasarkan pendataan google form kecamatan Hal ini sangat memprihatinkan karena yang akan menjadi korban adalah anak-anak dan wanita.

Tahun 2030-2040 Indonesia akan memasuki bonus demografi, dimana penduduk produktif (15-64 thn) lebih mendominasi dibandingkan penduduk tidak produktif (anak-anak dan lansia). Apabila bonus demografi ini disikapi dengan baik akan menjadi negara yang maju dan sejahtera, namun apabila tidak disikapi dengan baik justru akan menjadi beban negara dan meningkatnya angka kemiskinan.

Berdasarkan laporan resmi yang dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Temanggung Tahun 2021, jumlah penduduk Temanggung tahun 2020  sebanyak 795.556 jiwa, hampir 65% didominasi usia produktif (15-64 thn). Diperkirakan 8-18 tahun lagi menghadapi bonus demografi, penduduk Kabupaten Temanggung akan didomisili usia produktif lebih banyak lagi dari sekarang hampir 70%. Angka kelahiran cenderung mengalami peningkatan setiap tahun sejak 2015-2020, namun angka kematian bayi cukup tinggi di beberapa kecamatan di Kabupaten Temanggung.

Pernikahan dini yang masih tinggi di Kabupaten Temanggung,diikuti dengan angka anak putus sekolah meningkat, angka kelahiran meningkat dari tahun ketahun , demikian juga angka kematian bayi cukup tinggi di beberapa kecamatan, serta perceraian yang meningkat tiap tahun, belum ditambah permasalahan lainnya  pada anak dan wanita lainnya seperti kekerasan pada anak dan wanita. Menjadi isu yang harus segera disikapi , karena tidak dipungkiri wanita dan anak-anaklah yang telah dan akan menjadi korban.

Dari sisi lain wanita dengan pernikahan dini akan memiliki resiko  meningkatnya angka kematian ibu dan bayi saat proses melahirkan karena pinggul ibu sempit dan belum berkembang maksimal, atau resiko robeknya mulut rahim yang dapat menyebabkan perdarahan.  Dari sisi pendidikan wanita beresiko putus sekolah, mental yang belum siap untuk menikah beresiko meningkatnya angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga. Sedangkan bayi yang dilahirkan beresiko untuk lahir prematur, kecacatan,  Berat Badan Lahir Rendah (BBRL),  kekurangan gizi dan stunting. Kondisi ini akan berdampak tumbuh kembang anak tidak optimal sehingga beresiko menjadi anak yang kurang gizi, berlanjut menjadi  remaja kurang gizi, serta calon ibu kurang gizi dan seterusnya sehingga menjadi SDM yang tidak sehat dan  tidak berkualitas dan menjadi beban negara dan pemerintah setempat.

Menyikapi masalah diatas kita perlu bergandengan tangan dalam menyelesaikan isu masalah wanita dan anak-anak di Kabupaten Temanggung.  Pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai di tingkat bawah, tokoh agama, tokoh masyarakat, semua sektor atau dinas terkait, Organisasi Masyarakat setempat, termasuk dunia pendidikan, perlu menyuarakan tekat “Save the Women and Children”. Perlu ditinjau lagi kebijakan tentang  usia pernikahan untuk pria dan wanita di Temanggung. Pendekatan yang intens dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat terkait pernikahan dini. Bagi wanita yang terlanjur hamil dam menikah dini, diberi kesempatan untuk menimba ilmu melalui program kejar paket.  Perlunya dibentuk “Sekolah Wanita” untuk meningkatkan pengetahuan, skill atau pelatihanan-pelatihan yang dapat menunjang ekonomi keluarga, pengetahuan tentang perawatan dan pendampingan anak-anak, sosialisasi KB pada wanita subur agar kehamilan dan kelahiran dapat dikendalikan. Apabila wanita diberdayakan dan dimampukan akan menumbuhkan rasa percaya diri dan menghindari pelecehan dan kekerasan dalam rumah tangga dan menjadi ibu yang cerdas dan berkualitas. Kerjasama dengan PKK dan kader kesehatan perlu ditingkatkan, karena kader merupakan tenaga sukarela berasal dari masayarakat, dipilih oleh masyarakat dan bekerja atau melayani masyarakat, sehingga kesehatan ibu dan anak senatiasa terpantau dengan baik.

Melibatkan karang taruna dalam program  sosialisasi terkait bahaya pernikahan dini, bahaya narkoba dll. Perguruan tinggi kesehatan dapat memberikan konstribusi dalam bentuk sosialisasi tentang bahaya pernikahan dini dan kesehatan reproduksi,dll  ke sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, SMA secara periodik. Program pendampingan keluarga pada anak sampai dengan 1000 hari kehidupannya perlu digalakkan. Adanya lembaga konsultasi untuk remaja  yang mengalami permasalahan dengan bullying, pelecehan seksual, hamil dini atau masalah dengan kesehatan reproduksinya dengan  bekerjasama dengan dinas terkait. Sedangkan perguruan tinggi berbasis agama dapat melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat dalam menekan pernikahan dini di masyarakat. Program desa ramah anak dan wanita mungkin perlu dipertimbangkan oleh pemerintah setempat.

Sedangkan untuk kesehatan wanita rawan yang sudah berjalan  di Kabupaten Temanggung melalui Dinas Kesehatan seperti pemeriksaan kehamilan (K1-K4), pemberian tablet tambah darah, makanan tambahan, dan konsultasi gizi, sedangkan untuk balita yang sudah berjalan terkait pelayanan bayi dan balita di posyandu.

Masih banyak kegiatan atau program yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak di Temanggung, memang isu wanita dan anak tidak mudah diatasi karena terlalu kompleks.  Selain dibutuhkan kebijakan jelas yang mengusung isu wanita dan anak, keterbatasan dana, keterbatasan SDM, sarana prasarana, pro dan kontra di masayrakat dll. Namun ketika niat baik dilakukan walaupun kecil tetap memiliki dampak positif untuk masyarakat khususnya kelompok rawan wanita dan anak-anak. Mari kita cegah pernikahan dini di Kabupaten Temanggung, mari kita selamatakan wanita dan anak-anak di Temanggung, agar Temanggung semakin Jaya dan Sejahtera.

Salam Sehat.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

Post Terkait

Krenova tahun 2023

Rabu, 23 Agu 2023

KUNJUNGAN INDUSTRI

Selasa, 27 Jun 2023

KEGIATAN KEAKRABAN

Kamis, 22 Jun 2023

kerjasama

Kamis, 28 Jul 2022

Pribadi yang Sukses

Rabu, 27 Jul 2022